banner 728x250
Polri  

Guru Besar Undip: Humas Polri Harus Proaktif Bangun Citra Positif di Era Digital

Guru Besar Undip: Humas Polri Harus Proaktif Bangun Citra Positif di Era Digital
banner 120x600
banner 468x60

Jakarta – Dalam Rakernis Humas Polri 2025, Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro (Undip), Dr. Yanuar Luqman, M.Si., menegaskan pentingnya transformasi strategi komunikasi di tubuh Humas Polri agar lebih proaktif dan berbasis data dalam menghadapi tantangan citra institusi di era digital.

Dalam forum yang berlangsung Selasa (6/5), Dr. Yanuar mengkritisi pendekatan reaktif yang selama ini cenderung diambil oleh Humas Polri dalam merespons isu publik. Ia menyebut bahwa pendekatan “pemadam kebakaran” tidak lagi relevan di tengah derasnya arus informasi yang tidak terbendung di media sosial.

banner 325x300

“Humas itu tugasnya bukan seperti pemadam kebakaran. Jangan tunggu viral dulu baru klarifikasi. Bangun narasi yang proaktif, dan itu harus berbasis data, supaya tidak bisa dipatahkan,” ujarnya tegas.

Lebih lanjut, ia memaparkan hasil simulasi menggunakan teknologi AI seperti ChatGPT yang menunjukkan bahwa persepsi publik terhadap Polri masih memiliki ruang positif yang besar. Dari sepuluh respons AI terhadap persepsi publik tentang polisi, hanya tiga yang bernada negatif. Ini, menurutnya, merupakan peluang strategis untuk memperkuat citra institusi lewat narasi-narasi yang membangun.

“Saya coba tanya ChatGPT tentang persepsi publik terhadap polisi. Dari 10 jawaban yang muncul, hanya tiga yang bernada negatif. Ini menunjukkan ruang untuk membangun narasi positif masih sangat besar,” jelasnya.

Dr. Yanuar juga menyoroti pentingnya meniru model komunikasi sosial berbasis kedekatan dan aksi nyata seperti yang dilakukan tokoh masyarakat di Lamongan, Pak Purnomo, yang aktif membantu warga terlantar. Ia menilai pendekatan serupa harus ditiru oleh jajaran kepolisian hingga tingkat Polsek dan Polres untuk memperkuat hubungan emosional dengan masyarakat.

“Kalau tokoh-tokoh seperti Pak Purnomo di Lamongan bisa mengayomi masyarakat bahkan yang terlantar sekalipun, kenapa tidak itu ditiru di Polsek atau Polres? Kampanye-kampanye positif seperti ini akan berdampak pada citra institusi secara keseluruhan,” tambahnya.

Diskusi yang berlangsung hangat ini juga menekankan perlunya sinergi antara Humas Polri dan pihak eksternal seperti media, akademisi, serta tokoh masyarakat guna menciptakan komunikasi publik yang adaptif, transparan, dan dipercaya publik.

Rakernis ini menjadi momentum penting bagi Polri untuk melakukan pembenahan menyeluruh dalam komunikasi publiknya, dengan pendekatan yang tidak hanya responsif, tapi juga mampu membentuk opini publik secara strategis.

(Tim/Red)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *