Probolinggo, 24 Juli 2025 — Suasana di depan gerbang utama Universitas Panca Marga (UPM) Probolinggo memanas pada Kamis (24/7). Ratusan mahasiswa dari berbagai fakultas turun ke jalan untuk menyuarakan keresahan mereka terhadap dugaan praktik pungutan liar (pungli) dan pelecehan seksual yang terjadi di lingkungan kampus.
Dalam aksi damai tersebut, mahasiswa membawa spanduk, poster, dan menyuarakan orasi secara bergantian. Mereka menyampaikan empat tuntutan utama kepada pihak rektorat dan yayasan UPM.
Tuntutan tersebut meliputi:
- Investigasi menyeluruh terhadap dugaan pungli oleh dosen berinisial IM.
- Penindakan tegas terhadap staf SIAKAD berinisial RN yang diduga melakukan pelecehan seksual.
- Transparansi dan pembentukan tim independen investigasi.
- Perlindungan bagi korban dan saksi dalam proses pelaporan.
Salah satu mahasiswi yang menjadi korban dugaan pelecehan seksual, disamarkan namanya sebagai Mawar, memberikan kesaksian mengejutkan. Ia mengaku sering dihubungi secara personal oleh RN untuk urusan akademik, yang kemudian bergeser menjadi pendekatan yang tidak profesional.
“Awalnya cuma urusan data kuliah, tapi lama-lama dia sering ngajak ngobrol pribadi. Bahkan pernah ngasih kode makan bareng atau pulang bareng,” ungkap Mawar dengan suara gemetar.
Mahasiswa mendesak agar pihak kampus tidak menutup mata dan segera mengambil langkah konkret untuk menindak tegas oknum yang terlibat. Mereka juga meminta keterlibatan pihak luar untuk menjamin objektivitas penyelidikan.
Aksi yang berlangsung damai tersebut mendapat pengawalan dari aparat keamanan dan berjalan tertib hingga siang hari. Hingga berita ini diturunkan, pihak rektorat belum memberikan pernyataan resmi.